Oleh: Hasan Basri - Widyaiswara Madya
Pendahuluan
Sampai saat ini tanaman kelapa masih merupakan salah satu tanaman
terpenting di Indonesia. Komoditas ini pada umumnya diusahakan oleh
rakyat, sehingga perananan sosialnya menempati urutan kedua sesudah
padi.
Tanaman kelapa telah dikenal sejak zaman dahulu sebagai tanaman serba
guna. Istilah ini mempunyai alasan yang kuat, karena mulai dari pucuk
sampai ke akarnya mempunyai kegunaan. Salah satu kegunaan yang
belakangan ini menjadi perhatian masyarakat di pedesaan adalah arang
tempurung (batok kelapa).
Pada umumnya pembuatan arang batok kelapa melalui 2 (dua) cara yaitu:
A. Menggunakan Lubang Pembakaran.
B. Menggunakan drum bekas sebagai tempat pembakaran.
Menggunakan Lubang Pembakaran.
Cara Pembuatan:
- Siapkan tempurung kelapa yang sudah kering.
- Buatlah lubang pada tanah yang kering dengan ukuran kedalaman 1 – 2 meter dan panjang 75 – 100 cm dan lebar 75 – 100 cm.
- Pada dasar lubang digunakan batu bata sebagai alas lubang agar api tahan lama.
- Pada dasar lubang susunlah kayu kering, lalu bakar.
- Setelah api agak besar masukkan tumpurung kelapa (batok kelapa) yang telah bersih dari sabut kira-kira ¼ bagian lubang.
- Jika tempurung (batok) kelapa sudah terbakar semua, kemudian masukkan tempurung lagi ¼ bagian dan seterusnya sampai penuh.
- Setelah tempurung terbakar semua, permukaan lubang cepat ditutup dengan kayu, pelepah pisang atau tanah bekas galian.
Menggunakan Drum Bekas
- Siapkan drum bekas yang telah dilubangi bagian bawahnya sebanyak 8 buah lubang.
- Susunlah tempurung (batok) kelapa ke dalam drum tadi kira-kira ¼ bagian.
- Kemudian arang dibakar sampai menyala.
- Setelah tempurung (batok) kelapa menyala semua, masukkan kembali tempurung (batok) kelapa ¼ bagian lagi dan seterusnya hingga penuh.
- Setelah terbakar semua, kemudian tutup dengan plat besi yang dilapisi dengan tanah liat.
Pengawasan Mutu
- Dalam 5 kg tempurung menjadi 1 kg arang tempurung
- 1 Kg tempurung berasal dari 4 – 5 butir kelapa atau 5 – 6 butir tergantung ukuran.
- Tempurung yang hendak dibakar harus dipilih dari tempurung (batok) kelapa yang berwarna coklat, bukan yang berwarna putih.
- Hendaknya drum yang digunakan jangan yang telah rusak atau berlubang besar, hal ini akan menyebabkan asap keluar, karena bila keluar maka api tidak akan mati, sehingga arang menjadi kecil-kecil.
- Waktu mematikan jangan disiram air terlalu banyak, cukup diperciki agar mutu yang dihasilkan menjadi baik.
- Plesteran pada plat besi yang digunakan harus diawasi sebab bila tak diawasi tanah liat sebagai plester menjadi pecah dan kering, akibatnya asap keluar dan api tak akan padam sehingga arang menjadi abu.
- Waktu mengeluarkan arang tempurung (batok) kelapa dari drum hendaknya menggunakan alas karung atau jenis lainnya agar waktu mengayak/menampi tidak banyak terdapat kotoran.
Analisa Biaya
Dalam pembuatan arang batok kelapa ini perlu juga dilakukan
perhitungan untung rugi dengan cara sederhana yakni menghitung
pengeluaran dan penerimaan.
1. Pengeluaran
a. 1 ton batok seharga = 1 ton x Rp. = Rp.
b. Biaya total produksi = Rp.
J u m l a h 1 = Rp.
2. Penerimaan
a. Hasil dari 1 ton batok kelapa menjadi 200 kg.
b. Penjualan 200 kg x Rp. = Rp.
Pendapatan Bersih = Penerimaan – Pengeluaran =
= Rp. – Rp. = Rp.
Kesimpulan
Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani adalah memanfaatkan limbah
kelapa menjadi limbah yang memiliki nilai jual, salah satunya adalah
dengan melakukan pembuatan tempurung (batok) kelapa menjadi arang.
Pembuatan arang ini telah lama dikenal oleh masyarakat terutama dari
segi manfaatnya, namun di beberapa petani belum memasyarakat, melalui
latihan ini diharapkan kegiatan pembuatan arang tempurung akan menjadi
kebiasaan yang dapat menghasilkan tambahan pendapatan rumah tangga.
Pembuatan arang tempurung ini dapat dilakukan secara sederhana dengan
cara menggunakan lubang tanah dan dengan menggunakan drum bekas.
No comments:
Post a Comment